Tokoh-tokoh dan Aliran Pemikiran
Filsafat Kontemporer
Dosen Pengampu Miftahus Sa’adah
Disusun
oleh:
1. Ahmad
Nasihun Amin (16490017)
2. Dea
Candrawati (16490045)
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang telah memberikan kepada kami
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawa
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agng Muhammad SAW yang kita
tunggu syafaatnya hingga hari akhir nanti.
Makalah
ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan tugas kami pengantar filsafat.
Kami berharap penyusunan dalam bentuk makalah ini akan member banyak manfaat
dan memperluas wawasan para pembaca dan khususnya bagi penyusun.
Kami
menyadari penyusunan makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan, kami mohon bimbingan kritik maupun saran yang membangun. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT kami memohon, semoga usaha ini bergguna bagi siapapun
sampai hari kemudian.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Berifikir
merupakkan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berfikir juga merupakan
salah satu keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Akal yang
diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara manusia dengan makhluk
lainnya.
Filsafat
merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan
yang ada, fikiran dapat mendorong kita untuk meraih kebenaran yang dapat
membawa kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang
lebih layak.
Secara
historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifiksi dan mandirinamun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak
bias dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya.
Filsafat ember penjelasan atau jawaban atas masalah tersebut. Sementara ilmu
terus mengembangkan dirinya dalam batas-batas wilayahnya.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari aliran filsafat postmodernisme, strukturalisme, dan analistis?
2. Siapa
sajakah tokoh pemikir di era postmodernisme?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Filsafat
Analistis
Secara etimologi, kata analitik berarti
investigative, logis, mendalam, sistematis, tajam, dan tersusun. Menurut
Rudolph Carnap, filsafat analitik adalah pengungkapan secara sistematik tentang
syntax logis (struktur gramatikal dan aturan-aturannya) dari konsep-konsep dan
bahasa khususnya bahasa ilmu yang semata-mata formal.
Roger jones menjelaskan arti filsafat analitik bahwasanya tidak memecah sesuatu
kedalam bagian-bagiannya. Tepat bahwa itulah yang dilakukan oleh para filosof
analitik.
didalam kamus popular filsafat, filsafat analitik adalah aliran dalam filsafat
yang berpangkal pada lingkaran wina. Filsafat analitik menolak segala bentuk
filsafat yang berbau filsafat metafisik. Juga ingin menyerpai ilmu-ilmu alam
yang berbau empirik, sehingga criteria yang berlaku dalam ilmu elsaka juga
harus dapat diterapkan dalam filsafa(misalnya harus dapat dibuktikan degan
nyata, istilah-istillah yang dipakai juga harus bersifat jahil.
Filsafat analitik
sendiri, secara umum, hendak mengklarifikasi makna dari penyataan dan konsep
dengan menggunakan analisis bahasa. Bila dikaji perkembangan filsafat setidaknya
terdapat empat fase perkembangan pemikiran filsafat, sejak munculnya pemikiran
yang pertama sampai dewasa ini, yang menghiasi panggung sejarah umat
manusia. Pertama, kosmosentris yaitu fase pemikiran filsafat
yang meletakkan alam sebagai objek pemikiran dan wacana filsafat, yaitu yang
terjadi pada zaman kuno. kedua, teosentris yaitu fase pemikiran
filsafat yang meletakkan Tuhan sebagai pusat pembahasan filsafat, yang
berkembang pada zaman abad
pertengahan. Ketiga, antroposentris yaitu fase pemikiran
filsafat yang meletakkan manusia sebagai objek wacana filsafat, hal ini terjadi
dan berkembang pada zaman modern.
Keempat, logosentris yaitu
fase perkembangan pemikiran filsafat yang meletakkan bahasa sebagai pusat
perhatian pemikiran filsafat dan hal ini berkembang setelah abad modern sampai
sekarang. Fase perkembangan terakhir ini ditandai dengan aksentuasi filosof
pada bahasa yang disadarinya bahwa bahasa merupakan wahana pengungkapan
peradaban manusia yang sangat kompleks itu.
Perhatian filsafat
terhadap bahasa sebenarnya telah berlangsung lama, bahkan sejak zaman Pra
Sokrates, yaitu ketika Herakleitos membahas tentang hakikat segala sesuatu
termasuk alam semesta. Bahkan Aristoteles menyebutnya sebagai “para fisiologis
kuno” atau ‘hoi arkhaioi physiologoi’. Seluruh minat herakleitos terpusatkan
pada dunia fenomenal. Ia tidak setuju bahwa di atas dunia fenomenal ini,
terdapat ‘dunia menjadi’ namun ada dunia yang lebih tinggi, dunia idea, dunia
kekal yang berisi ‘ada’ yang murni. Meskipun begitu ia tidak puas hanya dengan
fakta perubahan saja, ia mencari prinsip perubahan. Menurut Herakleitos,
prinsip perubahan ini tidak dapat ditemukan dalam benda material. Petunjuk ke
arah tafsiran yang tepat terhadap tata kosmis bukanlah dunia material melainkan
dunia manusiawi, dan dalam dunia manusiawi ini kemampuan bicara menduduki
tempat yang sentral. Dalam pengertian inilah maka medium Herakleitos bahwa
“kata” (logos) bukan semata-mata gejala antropologi. Kata tidak hanya
mengandung kebenaran universal. Bahkan Herakleitos mengatakan “jangan dengar aku”,
“dengarlah pada sang kata dan akuilah bahwa semua benda itu satu”. Demikian
sehingga pemikiran yunani awal bergeser dari filsafat alam kepada filsafat
bahasa yang meletakkan sebagai objek kajian filsafat.
Diantara tokoh-tokoh filsafat
Analitik antara lain;
1. Gottlob Frege
Para filosof
analitik berpendapat bahwa filsuf Jerman, Gottlob Frege (1848-1925), adalah
filosof terpenting setelah Immanuel Kant. Frege hendak merumuskan logika
yang rigorus sebagai metode berfilsafatnya. Dengan kata lain,
filsafat itu sendiri pada intinya adalah logika.
Dalam hal ini, ia
dipengaruhi filsafat analitik, filsafat-logika, dan filsafat bahasa. Frege
berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat ‘diamankan’ melalui
logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar kalimat-kalimat. Cara itu
juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan.
Akar-akar analisis
linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh seorang matematikawan bernama G.
Frege, ia memulai sebuah revolusi logika (analitik), yang implikasinya masih
dalam proses penanganan oleh filosof-filosof kontemporer. Ia menganggap bahwa
logika sebetulnya bisa direduksi ke dalam matematika, dan yakin bahwa
bukti-bukti harus selalu dikemukakan dalam bentuk langkah-langkah deduktif yang
diungkapkan dengan gamblang. Salah satu idenya yang paling berpengaruh
adalah membuat perbedaan antara “arti” (sense) proposisi dan “acuan”
(reference)-nya, dengan mengetengahkan bahwa proposisi memiliki makna hanya
apabila mempunyai arti dan acuan.
Frege juga menyusun
notasi baru yang memunkinkan terekpresikannya “penentu kuantitas” (kata-kata
seperti “semua”, “beberapa” dan sebagainya) dalam bentuk simbol-simbol. Ia
berharap para filosof bisa menggunakan notasi ini untuk menyempurnakan bentuk
logis argumen mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk jauh lebih dekat,
daripada waktu-waktu sebelumnya, dengan ide pembuatan filsafat menjadi ilmu
yang ketat.
2. Bertrand Russell
Bertrand Russel
(1872-1970) lahir dari keluarga bangsawan. Pada umur 2 dan 4 tahun
berturut-turut ia kehilangan ibu dan ayahnya. Ia dibesarkan di rumah orang tua
ayahnya. Di Cambrige, ia belajar ilmu pasti dan filsafat, antara lain pada A.
Whitehead. Kita sudah mendengar bahwa George Moore termasuk sahabatnya. Selama
hidupnya yang amat panjang, ia menulis banyak sekali, 71 buku dan brosur)
tentang berbagai pokok, antara lain filsafat, masalah-masalah moral,
pendidikan, sejarah, agama, dan politik. Pada tahun 1950 ia memperoleh hadiah
Nobel bidang sastra. Namanya menjadi masyhur di seluruh dunia terutama karena
pendapat-pendapatnya yang nonkonformistis tentang moral dan politik. Dari sudut
ilmiah jasanya yang terbesar terdapat di bidang logaika Matematis.
Pemikiran filosofis
Bertrand Russell yaitu ia mencoba menggabungkan logika Frege tersebut
dengan empirisme yang sebelumnya telah dirumskan oleh David Hume. Bagi Russell,
dunia terdiri dari fakta-fakta atomis (atomic facts). Dalam konteks ini,
kalimat-kalimat barulah bisa disebut sebagai kalimat bermakna, jika kalimat
tersebut berkorespondensi langsung dengan fakta-fakta atomik. Ludwig
Wittgenstein (1889-1951) juga nantinya banyak dipengaruhi oleh Russell. Dia
sendiri mempengaruhi Lingkaran Wina dan membantu membentuk aliran positivisme
logis pada dekade 1920-30 an.
Jalan pemikiran
Russell ini menawarkan jalan keluar untuk aliran atomisme logik.Atomisme
logik berpendapat bahwa bahasa keseharian itu banyak menampilkan kekaburan
arti. Russerl menawarkan dasar-dasar logico-epistemologik untuk
bahasa. Russell mengetengahkan tentang fakta, bentuk logika, dan bahasa ideal.
Dia mengetengahkan prinsip dasarnya, yaitu: ada isomorphisme (kesepadanan)
antara fakta dengan bahasa, dan dunia ini merupakan totalitas fakta-fakta,
bukan benda. Fakta dalam pemikiran Russerl merupakan ciri-ciri atau
relasi-relasi yang dimiliki oleh benda-benda.
Ia berpendapat bahwa
grammar dari bahasa yang biasa kita gunakan sebenarnya tidak tepat. Baginya,
dunia terdiri dari fakta-fakta atomis, dan hanya bahasa-bahasa yang mengacu
pada fakta atomis inilah yang dapat disebut sebagai bahasa yang sahih. Oleh
karena itu, ia berpendapat bahwa salah satu tugas terpenting filsafat adalah
menganalisis proposisi-proposisi bahasa untuk menguji kesahihan ‘forma logis’
dari proposisi tersebut. untuk
itu tugas filsafat adalah analisis logis yang disertai dengan sintesis logis.
Berdasarkan
prinsip-prinsip pemikiran itulah maka Russerl menekankan bahwa konsep
atomismenya tidak didasarkan pada mefisikanya melainkan lebih didasarkan pada
logikanya karena menurutnya logika adalah yang paling dasar dalam filsafat,
oleh karena itu pemikiran Russell dinamakan ‘atomisme logis’.
3. Ludwig Wittgenstein
Ludwig Wittgenstein
dilahirkan di wina (Austria) pada tanggal 26 April 1889 sebagai anak bungsu
dari delapan anak. Ayahnya berasal dari famili yahudi yang telah memeluk agama
Kristen Protestan dan ibunya beragama katolik. Ayahnya seorang insinyur yang
dalam jangka waktu sepuluh tahun berhasil menjadi pemimpin suatu industri baja
yang besar.
Pada Tahun 1906
Wittgenstein mulai belajar di suatu Sekolah Tinggi Teknik di Berlin. Setelah
itu Ia pindah ke inggris dan melakukan penyelidikan tentang aeronautical selama
tiga tahun. Karena tertarik kepada buku Principles of Mathematics tulisan
Bertrand Russell, ia pergi ke Cambridge untuk belajar kepada Russell, ia
mendapat kemajuan pesat dalam studi tentang logika. Setelah perang dunia I
meletus, ia bergabung dengan tentara Austria sebagai sukarelawan dan ditawan
oleh tentara Italia pada tahun 1918. setelah dibebaskan ia mengajar di sekolah,
tetapi pada tahun 1929, ia kembali ke Cambridge untuk berkecimpung dalam
filsafat. Pada tahun 1939 ia mengganti G.E. Moore sebagai guru besar fislafat
di Cambridge University, Inggris. Karyanya merupakan factor penting dalam
timbulnya aliran-aliran logical positivism, linguistic
Analysis dan semantic. 25
2.2 Filsafat Strukturalisme
Strukturalisme adalah
faham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semuamasyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama
dan tetap.Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam
mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya
terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa
Inggris, structuralism;
latin struere(membangung), structura berarti bentuk bangunan.
Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur
objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Strukturalisme
berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi
terhadapevolusionisme positivis dengan menggunakan metode-metode riset
struktural yang dihasilkan oleh matematika,fisika dan ilmu-ilmu lain.
Beberapa Tokoh dari filsafat
Strukturalisme adalah
;
A. Claude
Levi-Strauss
Claude Levi-Strauss
merupakan pemikir Prancis yang erat kaitannya dengan Strukturalisme. Karena
melalui karya-karyanya menjadi suatu aliran yang mendapat identitas sendiri.
Bahkan sering juga Strauss sebagai “Bapak Strukturalisme Prancis”.
Ia
mengibarkanwarna-warni Strukturalismenya pada beberapa judul
bukunya; Struktur Elementer
Kekerabatan atau dua volume Antropologi Struktural. Komitmennya dalam
Strukturalisme sangat terus terang dan total.
Strukturalisme
adalah sebuah metode yang ia percayai sanggup menjadikan data-data empiris
tentang institusi-institusi dalam kekerabatan dan mite-mite lebih dapat
dipahami daripada sebelumnya. Pada kenyataannya, Strukturalisme melampaui
penjelasan atau penguraian data-data belaka, karena dari data-data tersebut ia
mengidentifikasikan sifat dasar spesifik dan universal dari pikiran manusia itu
sendiri.
Sistem kekerabatan
sebagaimana bahasa juga dikuasai oleh unsur-unsur atau atarun-aturan yang tidak
disadari. Struktur simbolik kekerabatan, bahasa dan pertukaran barang menjadi
kunci pemahaman tentang kehidupan sosial. Sistem kekerabatan adalah gejala
kultural yang didasarkan atas incest, dan hubungan ini bukanlah suatu gejala
yang alami.
B. Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan menerapkan
metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya “kembalilah
kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia mengungkapkan bahwa:
1. Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran,
tetapi oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur yang
menguasai manusia.
2. Mimpi, gejala, salah tindak
merupakan siqnificant.
3. Ketidaksadaran merupakan logos yang mendahului
manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.
Kesadaran manusia
tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom. Manusia seakan
tergeser dari pusatnya. Freud menyatakan: “manusia tidak lagi tuan dan penguasa
dalam rumahnya sendiri.”
Teori psikoanalitik
Lacan untuk sebagian didasarkan pada penemuan Antropologi dan Linguistik
Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa bahwa
ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan bahasa.
Lacan menegaskan
bahwa ia merujuk kembali kepada Freud dalam artian ia mempertahankan dan
mengembangkan konsep-konsep utama Freud untuk menciptakan sisitem berpikir
baru. Seorang analisis harus menghubungkan diri dengan ketidaksadaran dan ini
berarti ia harus menjadi praktisi bahasa ketidaksadaran. Ketidaksadaran menurut
Lacan adalah muncul dalam bentuk mimpi, kelakar, keseleo lidah. Ketidaksadaran
memiliki struktur yang mirip bahasa. Bahkan Lacan mengatakan bahwa bahasa
merupakan kondisi bagi ketidaksadaran, bahasa menciptakan dan membangkitkan
ketidaksadaran.
C. Roland Barthes (1915-1980 M)
Roland Barthes
adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah petualang
dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan selalu
provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
Karya
Barthes The Fashion Syistemmenjelaskan beberapa aspek pendekatan
struktural atau semiotik terhadap analisis gejala sosial. Barthes
memobilisasikan semua sumber daya teori Linguistik khususnya bahasa sebagai
suatu sistem perbedaan untuk
dapat mengenali bahasa mode dalam telaahnya tentang mode. Barthes menerapkan
metode strukturalis untuk menganalisis perkembangan mode pakaian wanita. Mode
pakaian sebagaimana bahasa juga memiliki struktur yang ditandai oleh sistem
relasi-relasi dan oposisi-oposisi.
D. Louis Althusser (1918-1990 M)
Althusser dikenal
dengan sikap anti-humanisme. Althusser menentang gagasan bahwa individu itu ada sebelum
munculnya kondisi-kondisi sosial. Kemudian dengan menggambarkan masyarakat
sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom
yang cara artikulasinya atau efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi.
Menurut Louis
Althusser manusia dalam pandangan Das Kapital telah tergeser dari
pusatntya, manusia merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh
struktur-struktur sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan
subjek otonom.
2.3 Filsafat Postmodernisme
Istilah
”Postmodernisme” asal-usulnya adalah berasal dari wilayah seni musik, seni
rupa, roman dan novel, drama, fotografi, arsitektur. Dan dari situ berkembang menjadi
istilah mode yang dipakai beberapa wakil dari beberapa ilmu.
Istilah
“Postmodernisme” membingungkan karena memberikan kesan bahwa kita berhadapan
dengan sebuah aliran atau paham tertentu, seperti Maxisme, eksistensialisme,
kritisisme, idealisme, dan lain-lain. Padahal para pemakai label itu – biasanya
mereka tidak berbicara tentang “postmodernisme”, melainkan tentang “pemikiran
pascamodern”, seperti misalnya Rorty atau Derrida – amat beraneka cara
pemikirannya. Di Indonesia, sesuai kebiasaan, kita malah malas mengungkapkan
seluruh kata “postmodernisme” dan menggantikannya dengan “posmo”, sesuai dengan
gaya berfikir mitologis dan parsial dimana yang penting simbolnya saja, bukan apa
yang sebenarnya dimaksud.
Padahal pemikiran
“posmo” itu ada banyak dan tidak ada kesatuan paham. Namun benar juga,
adasesuatu yang mempersatukan pendekatan-pendekatan itu, atau lebih tepatnya
ada dalam filsafat modern salah satu kecenderungan yang muncul dalam
bentuk-bentuk berbeda, namun ada kesamaan wujudnya, dan barangkali itulah
kesamaan segala macam gaya berfikir yang ditemukan unsur “posmo”-nya itu.
Beberapa
tokoh dari Postmodernisme yaitu;
- Friedrich
Wilhelm Nietzsche sche
Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900) Lahir
di Rochen, Prusia 15 Oktober 1884. Pada masa sekolah dan mahasiswa, ia banyak
berkenalan dengan orang-orang besar yang kelak memberikan pengaruh terhadap
pemikirannya, seperti John Goethe, Richard Wagner, dan Fredrich Ritschl. Karier
bergengsi yang pernah didudukinya adalah sebagai Profesor di Universitas
Basel.Menurutnya manusia harus menggunakan skeptisme radikal terhadap kemampuan
akal. Tidak ada yang dapat dipercaya dari akal. Terlalu naif jika akal
dipercaya mampu memperoleh kebenaran. Kebenaran itu sendiri tidak ada. Jika
orang beranggapan dengan akal diperoleh pengetahuan atau kebenaran, maka akal
sekaligus merupakan sumber kekeliruan.
- Michel
Foucault
Michel Foucault adalah seorang filodof dan sejarawan
Prancis yang lahir di Poitiers Prancis pada tanggal 15 oktober 1926. Dia adalah
seorang filosof Perancis yang sangat terkenal di dunia sejarah dan filsafat. Michel
Foucault juga merupakan filosof yang sangat penting abad ke-20 yang
pemikirannya sekarang ini masih diguanakan untuk mengenali fakta sosial dan
perkembangan budaya kontemporer. Disamping itu sebagian pendapat memasukkan
pemikiran Foucault dalam kelompok strukturalisme dan juga pemikiran
post-strukturalisme sebagai perkembangan strukturalisme. Sementara dia menolak
kalau pemikirannya dimasukan aliran-aliran.
- Mohammed
Arkoun
Mohammed Arkon lahir dari keluarga biasa yaitu
perkampungan Berber yang berada di sebuah desa di kaki gunung Taorirt-Mimoun.
Mohammed Arkoun lahir pada tanggal 2 Januari 1928. Keluarganya berada pada
strata fisik dan social yang rendah. Bahasa Kalibia Berber adalah bahasa ibu dan bahasa Arab sebagai bahasa
nasional di negaranya Aljazair .dia menempu pendidikan sekolah dasar di Oran yaitu didesa dia sendiri. Jenjang
pendidikan dan pergulatan ilmiah yang ditempuh Arkoun membuat pergaulannya
dengan tiga bahasa (Berber Kalibia, Arab, Prancis) dan tradisi dan
kebudayaannya menjadi semakin erat. Kemudian dia cukup memberi perhatiannya yang besar
terhadap peran bahasa dalam pemikiran dan masyarakat manusia sehingga namanya
terkenal sampai sekarang ini.
- Jacques
Derrida
Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930–Paris, 9
Oktober 2004) Seorang filsuf Prancis keturunan Yahudi dan dianggap sebagai
pendiri ilmu dekonstruktivisme, sebuah ajaran yang menyatakan bahwa semuanya
di-konstruksi oleh manusia, juga bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa
merujuk kepada kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di dunia di luar
bahasa. Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting abad ke 20.
- Michel
Foucault
Michel Foucault adalah seorang filodof dan sejarawan
Prancis yang lahir di Poitiers Prancis pada tanggal 15 oktober 1926. Dia adalah
seorang filosof Perancis yang sangat terkenal di dunia sejarah dan filsafat.
Michel Foucault juga merupakan filosof yang sangat penting abad ke-20 yang
pemikirannya sekarang ini masih diguanakan untuk mengenali fakta sosial dan
perkembangan budaya kontemporer. Disamping itu sebagian pendapat memasukkan
pemikiran Foucault dalam kelompok strukturalisme dan juga pemikiran
post-strukturalisme sebagai perkembangan strukturalisme. Sementara dia menolak
kalau pemikirannya dimasukan aliran-aliran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat kontemporer merupakan
filsafat yang terjadi pada masa kekinian atau yang sedang terjadi pada saat ini
dan tidak terikat dengan aturan-aturan zaman dahulu dan berkembang sesuai
dengan zaman sekarang. Sehingga kontemporer tidaklah sama dengan modern, karena
modern adalah masa kiii yang sudah lewat. Seetelah pasca filsafat modern muncul
aliran-aliran filsafat kontemporer diantaranya; tipologi analistis,
strukturalis, dan postmodernis.
DAFTAR PUSTAKA
K. Bertens, Filsafat Barat Kontempoter Inggris-Jerman (Cet. IV; Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2002), hlm. 41
Mustofa Umar, Tesis “Konsep penciptaan Alam Menurut Hadis
Qudsi” (Sebuah Kajian Filosofis dan Sufistik), (Makasar: PPs Alauddin
Makasar, 1998), hlm. 2
Http://army90.blogspot.co.id/2013/06/filsafat-strukturalisme/
Http://banjirembun.blogspot.com/2013/10/filsafat-strukturalisme/
http://langit11.blogspot.co.id/2016/02/tokoh-pemikiran-dalam-postmodern/