Essay Peran Tauhid Dalam Pembentukan Mental
Oleh: Ahmad Nasihun Amin
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi
Allah SWT. Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama-sama suci. Namun dalam
prosesnya nanti setiap manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda-beda
berdasarkan lingkungan sekitarnya, baik memiliki kecerdasan tinggi, mental yang
baik, juga memiliki tingkat ketauhidan yang berbeda-beda. Dewasa ini
permasalahan tentang mental sering menjadi perhatian dikalangan masyarakat,
terutama dikalangan para ahli ilmu pengetahuan dan para ahli perawatan jiwa.
Banyak sekali kasus suatu penyakit yang secara umum dapat disembuhkan namun
kenyataannya kesembuhan tidak kunjung datang. Usaha-usaha yang harus dilakukan
oleh seorang muslim yang baik adalah dengan mengamalkan akidahnya dengan baik
di lingkungan manapun. Akidah ini berupa keyakinan atau bisa juga disebut
tauhid. Tauhid adalah suatu ilmu keislaman yang lebi memfokuskan pada
pembahasan wujud Allah dengan segala sifat-sifat tentang para Rasul-Nya,
sifat-sifat dan segala perbuatan dengan berbagai pendekatan.[1]
Bila kita benar-benar menghayati ketauhidan maka akan menjadi obat bagi mental
seorang muslim. Seperti yang baru saja gagas oleh presiden Jokowi, beliau
memulai jawabannya dengan menyebutkan tentang sebuah keharusan. Menurut dia,
revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi
pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut
merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. Kemudian, spa
saja peran dari tauhid terhadap mental seorang muslim agar Indonesia kembali
seperti dahulu?
Pertama, perasaan dikasihi merupakan hal yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Perasaan tersebut bisa berupa pemberian perhatian,
pertolongan, serta rasa menghargai dari seorang atasan untuk bawahannya.
Keadaan ini akan membawa dampak yang baik, namun apabila keadaan tersebut
berjalan dengan sebaliknya, maka tentunya akan sangat mengganggu kesehatan
mentalnya. Dalam hal ini tauhid berfungsi sebagai obat yang mujarab, misalnya
dengan mengamalkan bacaan basmalah dalam melakukan semua pekerjaan. Dengan
mengucap basmalah dalam segala kegiatan akan mengingatkan kita selalu kepada
allah. Ingat kepada allah membuat kita terhindar dari guncangan jiwa karena
allah menyayangi kita.
Kedua, yang merupakan kebutuhan bagi setiap orang
adalah perasaan aman atau perasaan ingin mendapatkan perlindungan, baik
keamanan lahirnya maupun keamanan batinnya. Orang yang memiliki ketauhidan
tinggi cenderung memiliki kedekatan yang lebih kepada allah dan memiliki
wawasan yang lebih terhadap dalil-dalil allah. Mereka akan mengetahui bahwa
allah akan memberikan perlindungan terhadap orang yang taqwa atau dalam artian
dekat dengan allah. Peran tauhid disini yaitu memberikan perasaan aman yang
dapat membentuk mental seseorang untuk memiliki mental yang baik serta memiliki
sikap yang tenang. Alam pikiran yang dilandasi tauhid akan menimbulkan
cita-cita dan kemauan, pada gilirannya timbulla aktivitas dalam kehidupannya.[2]
Ketiga, yang menjadi kebutuhan yang harus ada ialah
harga diri. Sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang memerlukan penghargaan
dari orang lain. seseorang akan berusaha mendapatkannya dengan cara mengikuti
norma-norma atau aturan yang berlaku baik itu buatan manusia maupun buatan
Allah. Orang yang memiliki ketauhidan cenderung selalu melakukan hal-hal yang
baik dalam kehidupannya. Ia akan selalu optimis menghadapi masa depan, tidak
takut terhadap apapun dan siapapun kecuali kepada tuhan, selalu senang dan
gembira sebab merasa dekat dengan tuhan dan yakun bahwa tuhan selalu bersamanya
dalam setiap hal, rajin melakukan ibadah dan perbpuatan baik, dan sikap-sikap
positif lainnya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi bermanfaaat pula
untuk masyarakat dan lingkungan.[3]
Fungsi tauhid disini yaitu menciptakan seseorang yang suka berbuat baik serta
bekerja keras dalam melakukan hal apapun.
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kehidupan jiwa seseorang adalah alat ukur dari kesehatan jasmani maupun rohani
seseorang. Obat yang sangat berguna bagi jasmani dan rohaninya tersebut adalah
dengan menanamkan keimanan didalam hatinya serta mempraktikkan keimanannya
tersebut dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuni, Muhammad Yusron. 1988. Pengantar Ilmu
Tauhid. Jakarta. CV Pedoman Ilmu Sejahera.
Asmuni, Muhammad Yusron. 1933. Ilmu Tauhid. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada.
Mulyono & Bashori. 2010. Studi Ilmu
Tauhid/Kalam. Malang. UIN Maliki Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar