Batman Begins - Diagonal Resize 2

Selasa, 30 Mei 2017

Peran Tauhid Dalam Pembentukan Mental

Essay Peran Tauhid Dalam Pembentukan Mental
Oleh: Ahmad Nasihun Amin 


Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT. Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama-sama suci. Namun dalam prosesnya nanti setiap manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda-beda berdasarkan lingkungan sekitarnya, baik memiliki kecerdasan tinggi, mental yang baik, juga memiliki tingkat ketauhidan yang berbeda-beda. Dewasa ini permasalahan tentang mental sering menjadi perhatian dikalangan masyarakat, terutama dikalangan para ahli ilmu pengetahuan dan para ahli perawatan jiwa. Banyak sekali kasus suatu penyakit yang secara umum dapat disembuhkan namun kenyataannya kesembuhan tidak kunjung datang. Usaha-usaha yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang baik adalah dengan mengamalkan akidahnya dengan baik di lingkungan manapun. Akidah ini berupa keyakinan atau bisa juga disebut tauhid. Tauhid adalah suatu ilmu keislaman yang lebi memfokuskan pada pembahasan wujud Allah dengan segala sifat-sifat tentang para Rasul-Nya, sifat-sifat dan segala perbuatan dengan berbagai pendekatan.[1] Bila kita benar-benar menghayati ketauhidan maka akan menjadi obat bagi mental seorang muslim. Seperti yang baru saja gagas oleh presiden Jokowi, beliau memulai jawabannya dengan menyebutkan tentang sebuah keharusan. Menurut dia, revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. Kemudian, spa saja peran dari tauhid terhadap mental seorang muslim agar Indonesia kembali seperti dahulu?
Pertama, perasaan dikasihi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Perasaan tersebut bisa berupa pemberian perhatian, pertolongan, serta rasa menghargai dari seorang atasan untuk bawahannya. Keadaan ini akan membawa dampak yang baik, namun apabila keadaan tersebut berjalan dengan sebaliknya, maka tentunya akan sangat mengganggu kesehatan mentalnya. Dalam hal ini tauhid berfungsi sebagai obat yang mujarab, misalnya dengan mengamalkan bacaan basmalah dalam melakukan semua pekerjaan. Dengan mengucap basmalah dalam segala kegiatan akan mengingatkan kita selalu kepada allah. Ingat kepada allah membuat kita terhindar dari guncangan jiwa karena allah menyayangi kita.




Kedua, yang merupakan kebutuhan bagi setiap orang adalah perasaan aman atau perasaan ingin mendapatkan perlindungan, baik keamanan lahirnya maupun keamanan batinnya. Orang yang memiliki ketauhidan tinggi cenderung memiliki kedekatan yang lebih kepada allah dan memiliki wawasan yang lebih terhadap dalil-dalil allah. Mereka akan mengetahui bahwa allah akan memberikan perlindungan terhadap orang yang taqwa atau dalam artian dekat dengan allah. Peran tauhid disini yaitu memberikan perasaan aman yang dapat membentuk mental seseorang untuk memiliki mental yang baik serta memiliki sikap yang tenang. Alam pikiran yang dilandasi tauhid akan menimbulkan cita-cita dan kemauan, pada gilirannya timbulla aktivitas dalam kehidupannya.[2]
Ketiga, yang menjadi kebutuhan yang harus ada ialah harga diri. Sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang memerlukan penghargaan dari orang lain. seseorang akan berusaha mendapatkannya dengan cara mengikuti norma-norma atau aturan yang berlaku baik itu buatan manusia maupun buatan Allah. Orang yang memiliki ketauhidan cenderung selalu melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupannya. Ia akan selalu optimis menghadapi masa depan, tidak takut terhadap apapun dan siapapun kecuali kepada tuhan, selalu senang dan gembira sebab merasa dekat dengan tuhan dan yakun bahwa tuhan selalu bersamanya dalam setiap hal, rajin melakukan ibadah dan perbpuatan baik, dan sikap-sikap positif lainnya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi bermanfaaat pula untuk masyarakat dan lingkungan.[3] Fungsi tauhid disini yaitu menciptakan seseorang yang suka berbuat baik serta bekerja keras dalam melakukan hal apapun.
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan jiwa seseorang adalah alat ukur dari kesehatan jasmani maupun rohani seseorang. Obat yang sangat berguna bagi jasmani dan rohaninya tersebut adalah dengan menanamkan keimanan didalam hatinya serta mempraktikkan keimanannya tersebut dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Asmuni, Muhammad Yusron. 1988. Pengantar Ilmu Tauhid. Jakarta. CV Pedoman Ilmu Sejahera.
Asmuni, Muhammad Yusron. 1933. Ilmu Tauhid. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Mulyono & Bashori. 2010. Studi Ilmu Tauhid/Kalam. Malang. UIN Maliki Press.



[1] Mulyono & Bashori, Studi ilmu Tauhid/Kalam, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 15
[2] M. Yusron Asmuni, Pengantar Ilmu Tauhid, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Sejahtera, 1988) hlm. 11
[3] M. Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 193) hlm. 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar